Rabu, 28 Mei 2014

Sinopsis Flim Tanah Surga...Katanya




A.      SINOPSIS DARI FILM TANAH SURGA. . .  KATANYA
1.     Profil Film Tanah Surga. . . Katanya
Sutradara
Produser
Penulis
Pemeran
Studio
Distributor
Tanggal rilis
Lokasi
Kalimantan
Durasi
90 menit
Negara








2.      UNSUR INSTRINSIK
*Tema : Nasionalisme / Semangat Kebangsaan, Cinta Terhadap Tanah Air Indonesia

*Setting :  Lokasi berada di Perbatasan Antara Negara Malaysia dan Indonesia, Tepatnya Dipulau Kalimantan.

*Penokohan :
1. Kakek Hasyim : Jiwa Patriotisme dan Nasionalisme-nya Tinggi, walaupun ia hidup pas-pasan di Indonesia, namun ia tetap bertahan dan tidak mau mengikuti anaknya, Haris, untuk tinggal di Malaysia.

2. Haris : anak dari Kakek Hasyim ini lebih memilih tinggal, menetap dan berkewarganegaraan Malaysia. ia merasa bahwa hidup diMalaysia lebih sejahtera daripada harus tinggal di Indonesia.

3. Salman : Cucu Laki-laki dari kakek Hasyim ini sangat senang terhadap cerita Kakek Hasyim ketika dahulu berperang. Jiwa Nasionalisme-nya Tinggi dan Terus Berkobar. Ia Bahkan menolak untuk pergi bersama ayahnya tinggal diMalaysia, dan lebih memilih tinggal bersama Kakeknya di Indonesia.

4. Salina : Adik Perempuan dari Salman ini senang bermain balon gelembung, biasanya bermain bersama kakaknya di kebun. Salina terpaksa harus berpisah dari Salman, kakaknya, karena ia terpaksa ikut ayahnya, Haris, untuk menetap di Malaysia.

5. Ibu Guru Astuti : Ibu guru ini adalah seorang guru yang tidak sengaja terpiih, bisa dibilang ketidaksengajaan, untuk mengajar Salman dan teman-temannya dikelas 5 Sekolah Dasar. Ibu guru ini selalu mengajarkan Jiwa Nasionalisme kepada murid-muridnya agar mereka tidak melupakan bangsa Indonesia, termasuk Salman.

6. Dokter Intel / Anwar : Dokter ini datang ke Kalimantan untuk menggantikan seorang dokter lama yang telah meninggal dunia. Dipanggil sebagai dokter intel akibat kesalahpahaman seorang anak, teman Salman. Dokter ini pindah ke Kalimantan karena di Bandung, Asalnya, sudah terlalu banyak dokter saingan. Dokter Anwar pernah menggantikan Ibu Astuti sebagai guru untuk sehari. Ia juga terkejut mendengarkan lagu nasional yang dinyanyikan murid-murid tersebut, yaitu Kolam Susu ciptaan Koes Plus.

7. Teman Salman : anak tertubuh memal ini sangat polos, ia juga yang pertama kali memanggil Dokter Anwar sebagai Dokter Intel yang akhirnya menumbuhkan kesalah-pahaman kepada Pemerintah Daerah setempat. Tingkahnya terkadang membuat penonton tertawa terbahak-bahak atas kepolosannya.

*Sudut Pandang:

Sudut pandang menceritakan tentang kehidupan sehari hari Salman. Bagaimana cara ia berjuang, mendapatkan uang untuk Kakeknya pergi berobat, dan bagaimana kehidupan sekolahnya. Serta sedikit membahas tentang hubungan Dokter Anwar dan Ibu Astuti.

*Alur : maju

*Pesan / Amanat: Kita harus mempunyai Jiwa Nasional yang Tinggi, Patriotisme yang Tinggi, serta harus cinta terhadap tanah air. bagaimana cara kita menyikapi tentang betapa kurangnya negeri ini jika dibandingkan dengan bangsa lain.

3.     SINOPSIS FILM
Film ini mengambil lokasi disebuah desa terpencil di perbatasan Indonesia – Malaysia, tepatnya berada di pulau Kalimantan. Di desa tersebut terdapat satu-satunya sekolahan yang digunakan untuk belajar anak-anak usia SD. Bentuk sekolahannya hanya satu ruangan dengan dinding triplek. Sekolah tersebut hanya mempunyai dua kelas dan antar kelas hanya disekat oleh papan. Bu Astuti merupakan satu-satunya guru di sekolah tersebut yang mengajar kelas 3 dan 4 secara bersamaan. Setiap pulang sekolah, anak-anak sangat suka dan selalu mendengarkan lagu berjudul kolam susu.
Di dusun yang dikepalai Bapak Gani inilah tinggal seorang kakek renta bersama dua cucunya Salman dan Salina. Hasyim adalah seorang penjuang yang sangat cinta kepada negeri tanah kelahirannya, NKRI. Saking cintanya kakek itu dengan Indonesia sampai -sampai setiap hari ia menularkan rasa cinta tanah air kepada dua cucunya melalui cerita Nasionalisme pada saat perang membela Tanah Air. Kedua anak tersebut bukan tak mempunyai orangtua, mereka mempunyai Haris, ayahnya.Tetapi Haris sudah bertahun-tahun meninggalkan Indonesia merantau ke negeri seberang, Malaysia.
Saat Haris datang, terjadi perselisihan antara Hasyim dan Haris , sebab kedatangannya bertujuan untuk memboyong keluarga ke Malaysia. Hasyim tak rela ke Malaysia, negeri yang sempat menjadi saingan Indonesia itu. Meskipun Haris telah membujuknya dengan janji kemewahan hidup berada di Negeri Jiran.
Sementara Salman dan Salina yang sejak kecil di tinggal sang ayah, tentu lebih memilih kakeknya daripada mengikuti sang ayah ke Malaysia. Terlebih lagi kakek Hasyim telah mendoktrin mereka agar selalu cinta kepada bangsa dan NKRI dimanapun berada. Namun, karena Haris tetap bersikukuh membujuk mereka dengan kehidupan yang lebih baik di sana. Salman yang tetap pada pendiriannya, tinggal di Indonesia bersama sang kakek. Namun Salina,akhirnya terbujuk oleh ayahnya mengikuti ke Malaysia
Ditengah-tengah konflik antara Haris dan Hasyim datanglah dokter muda bernama Anwar ke dusun tersebut. Dokter Anwar disambut gembira oleh warga, karena sekarang warga bisa lebih mudah mendapatkan perawatan ketika sakit. Sang Sutradara menyelipkan sedikit humor melalui peran Agus Ringgo. Saat dimana Dokter Anwar tiba-tiba suka kepada Bu Astuti karena ketulusannya mengajar di sekolah terpencil. Padahal sebenarnya Bu Astuti mengajar di sana bukan keinginan pribadi. Ia ditugaskan di tempat tersebut karena tak sengaja mengangkat tangan karena merasa gatal ketika rapat sedang berlangsung.
B.     Pelajaran yang bisa dipetik dari film Tanah Surga.. Katanya
Berikut beberapa hal yang patut jadi renungkan kita semua sebagai warga negara NKRI mengenai kondisi sosial masyarakat perbatasan :
1.               Keadaan di perbatasan Malaysia jauh lebih ramai dan modern, disana ada pasar dan sarana prasarana yang lengkap, sedang di perbatasan RI sangat memprihatinkan.
2.               Saat berada di patok perbatasan, disisi Malaysia jalanannya sudah diaspal mulus, di RI masih tanah kerontang, kalau hujan jadi berlumpur dan becek.
3.               Sinyal komunikasi di perbatasan RI masih sulit, sebaliknya di Malaysia lancar.
4.               Sarana Pendidikan di Perbatasan RI hanya ada 1 SD, dengan bangunan kumuh dan hanya ada 1 guru.
5.               Ringgit lebih laku daripada Rupiah. Masyarakat perbatasan RI lebih banyak berbisnis di pasar malaysia.
6.               Masyarakat di Perbatasan lebih mengenal lagu2 di Radio ketimbang lagu Kebangsaannya Sendiri.
7.               Bendera Merah Putih hampir tak dianggap lagi.
8.               Sarana Transportasi di Perbatasan RI sangat Sulit, masih memakai perahu melewati sungai2 mirip hutan belantara Amazon, sedang malaysia? di film terlihat banyak kendaraan bermotor seperti YZF150 (vixion), bebek, dan mobil.
9.               Keadaan Papan, Sandang, dan pangannya sangat memprihatinkan.
10.           Sarana Kesehatannya nyaris Nihil. Tak ada klinik atau ke Puskesmas, lokasi Rumah sakit hanya ada di kota Kabupaten.
C.    HAL YANG MENARIK YANG TERDAPAT DALAM FILM INI ADALAH:
1. Salman dilahirkan diambang 2 pikiran keluarga. Maksudnya, ia harus memilih untuk ikut ayahnya ke Malaysia atau terus di Indonesia bersama kakeknya.
2. Film ini termasuk kedalam golongan film nasionalisme, namun dikemas menarik dengan beberapa komedi, termasuk kelucuan dari Teman Salman.
3. Menceritakan bagaimana cara Salman untuk mencari uang 400 RM (ringgit malaysia) untuk kakeknya berobat.
4. Di daerah Salman tidak mengenal rupiah, mereka terbiasa menggunakan Ringgit. Padahal, ini masih Republik Indonesia. sebabnya adalah orang sana kebanyakan berdagang di Malaysia, jadi banyak terjadi transaksi dengan Warga Negara Malaysia pula.
5. Lagu Indonesia Raya kalah saing dengan Lagu Kolam Susu milik Koes Ploes. sebabnya karena Lagu Indonesia Raya jarang sekali didengar anak-anak di Radio, mereka selalu mendengarkan lagu Kolam Susu milik Koes Plus..
6. Mulai ada rasa ketertarikan antara Dokter Anwar dengan bu Astuti.
7. Salman harus bolak-balik Indonesia-Malaysia untuk mengantarkan barang. Dia juga menyempatkan diri untuk bertemu adiknya, Salina di Malaysia.


8. Salman sangat menghargai Bendera Sang Saka Merah Putih. bahkan ia mengorbankan kain sarung hasil jeripayahnya untuk ditukarkan dengan Bendera Merah Putih yang kusam milik Juragannya.
9. Warga desa harus bersama-sama menonton filmdi ruang terbuka depan halaman rumah Kepal Desa, yang sinyal nya terkadang hilang.
10. Terdapat salah satu sifat pejabat yang tercermin nyata ketika Salman membacakan puisi mengenai ketidak adilan yang terjadi di Negara ini

D.   PESAN MORAL Mengenai Pendidikan
Pesan moral yang dapat di petik dari film ini adalah bagaimana kita sebagai warga bangsa Indonesia harus tetap mencintai tanah air kita walau bagaimanapun keadaannya.
Pesan pendidikan yang dapat di peroleh dari film ini adalah tentang kegigihan para siswa di daerah perbatasan yang dengan semangatnya tetap menuntut ilmu walaupun dengan keadaan sekolah yang memprihatinkan dan tanpa media yang canggih seperti sekolah di daerah maju,mereka tetap menuntut ilmu dengan teta merasa bahagia sungguh bertolak belakang dengan siswa-siswa di era modern ini yang cenderung malas untuk menuntut ilmu walaupun dengan keadaan sekolah yang mewah dan fasilitas yang serba ada mereka lebih memilih berkeliaran di mol,warnet, karouke, dari pada harus bersekolah.
Kita juga dapat belajar dan melihat dari tokoh utama film ini yaitu Salman yang sudah sangat mandiri dandewasa di bandingkan umurnya yang masih kanak-kanak.
Ia dapat bekerja keras seorang diri untuk mengobati kakeknya yang sakit parah, ia juga mempunyai semangat yang tinggi untuk belajar agar ia dapat membangun Indonesia terutama pada daerah frontier agar semua masyarakat Indonesia dapat merasakan bahwa Negara ini mempunyai tanah surge, yang dapat memakmurkan semua rakyat nya tanpa pandang bulu.
Ini juga sangat bertentangan pada muda-mudi saat ini yang bersifat hedonisme yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang tanpa bisa menghargai jerih payah orang tua untuk mendapatkan uang tersebut.

E.   Review dalam Film Ini
Film ini memberikan gambaran nyata hidup di Indonesia. Negeri dengan sumber daya alam yang begitu kaya, tapi masih banyak warganya yang terlunta. Terlebih penduduk perbatasan NKRI. Sehingga jangan salahkan WNI yang lebih memilih tinggal diluar daripada di Indonesia.

Namun demikian bukan berarti hidup di luar negeri itu semuanya enak. Bisa jadi ‘enak’ yang dimaksud sama dengan nasib Haris. Haris memang lebih banyak uang setelah merantau dan beristri orang luar negeri. Namun kehidupannya tak berbeda dengan jauh dengan para kuli di negeri sendiri yang hanya menjadi pesuruh. Diluar sana masih banyak orang yang melihat rumput tetangga lebih hijau hanya dari luarnya saja.

Terdapat pelajaran berharga yang diberikan kakek Hasyim kepada kita, walau apapun yang terjadi jangan pernah lupakan cinta kita pada Tanah Air ini.
Kita harus menjaga negeri dengan segenap cinta kasih kita tanpa berharap imbalan, karena kita berjuang untuk Negara ini bukan untuk materi semata.

3 komentar: